very sonata ( MH. Jibril )

Karna Kamu Aku Ada

Ya Rasulallah, Pantaskah aku Mencintaimu ?...

“ Seseorang bersama dengan orang yang dicintainya” (Shahih Bukhari)

Jika ada yang berkata “orang seperti aku ini belum pantas cinta kepada Rasulullah”, kalau belum pantas mencintai Rasul , maka tidak terpilih menjadi ummatnya Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam. Semua ummat Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam sudah dihalalkan oleh Allah untuk mencintai nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam, bahkan mereka yang masuk Islam pun karena mengenal dan mencintai Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam, bahkan hingga musuh-musuhnya berkata : “bahwa beliau itu tidak mempunyai wajah pendusta”, karena wajah yang demikian polos dan jujur.

Allah subhanahu wata’ala menyiapkan keluhuran bagi hamba-hambaNya yang mau membenahi dirinya, Allah subhanahu wata’ala Maha berlemah lembut kepada segenap hamba-Nya, sehingga diriwayatkan di dalam Shahih Al Bukhari ketika seorang hamba yang wafat dan sebelum wafatnya ia tobat kepada Allah kemudian ia menyesal karena tidak pernah beribadah kepada Allah, maka ia berwasiat kepada anak dan istrinya “jika ia meninggal agar tidak dimandikan, dan dikafani serta dikuburkan tetapi bakarlah kemudian debunya buang di laut sebagian dan buang di darat sebagian”, anaknya berkata : “kenapa ayah ?” , dia menjawab: “ tidak pantas aku dishalatkan dan dikuburkan dengan mulia karena aku tidak pernah berbuat amal shalih”. Maka Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda ketika wafat ia dihadapkan kepada Allah dan ditanya : “mengapa engkau berbuat demikian wahai hamba-Ku ?” , ia menjawab : “ aku malu pada-Mu wahai Allah” , maka Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda bahwa Allah subhanahu wata’ala mengampuni dosa-dosanya karena ia malu kepada Allah .

Maka janganlah menunggu sakaratul maut untuk malu kepada Allah , mulai sekarang malulah, aku bernafas dan setiap nafas ini adalah lambang cinta-Mu kepadaku wahai Allah, setiap detak jantungku adalah lambang kasih sayang-Mu kepadaku wahai Allah , dan sepanjang siang dan malam aku terus berdosa dan berbuat salah wahai Allah , maka kemana aku akan mengadu jika tidak kepada-Mu wahai Allah , seraya berfirman dalam hadits qudsy riwayat Shahih Al Bukhari :

أَعْدَدْتُ لِعِبَادِيَ الصَّالِحِيْنَ مَالَا عَيْنٌ رَأَتْ وَلَا أُذُنٌ سَمِعَتْ وَلَا خَطَرَ عَلَى قَلْبِ بَشَرٍ

“ Aku siapkan untuk hamba-hambaKu hal-hal yang belum pernah terlihat mata , dan tiada pernah terdengar oleh mata serta tiada pernah terlintas pada fikiran manusia”

Hal ini bagi mereka yang hari-harinya banyak tertimpa kesedihan , ingatlah ada sesuatu yang disembunyikan oleh Allah dibelakang kehidupan kita apakah kebaikan yang abadi atau kehinaan yang abadi wal’iyadzubillah . Allah subhanahu wata’ala berfirman :

فَلَا تَعْلَمُ نَفْسٌ مَا أُخْفِيَ لَهُمْ مِنْ قُرَّةِ أَعْيُنٍ جَزَاءً بِمَا كَانُوا يَعْمَلُونَ

( السجدة : 17)

“Seorangpun tidak mengetahui apa yang disembunyikan untuk mereka yaitu (bermacam-macam nikmat) yang menyedapkan pandangan mata sebagai balasan terhadap apa yang telah mereka kerjakan”. ( QS. As Sajadah : 17 )

Semoga Allah menjadikan kita dalam kelompok mereka . Diriwayatkan dalam riwayat yang tsiqah di dalam Shahih Al Bukhari ketika sayyyidina Sa’ad Ra yang sangat pencemburu dan cinta kepada istrinya berkata kepada para sahabat nabi : “ kalau ada seseorang yang berani mendekati istriku , maka akan kutebas dengan pedang ini” , maka para shahabat datang kepada Rasulullah dan berkata : “ wahai Rasulullah Sa’ad marah dan berkata jika ada oarng yang mendekati istrinya maka akan ditebas dengan pedangnya” , maka Rasulullah berkata:

أَتَعْجَبُوْنَ مِنْ غِيْرَةِ سَعْدَ لَأَنَا أَغْيَرُ مِنْهَ وَاللهُ أَغْيَرُ مِنِّيْ

“ Apakah kalian heran dengan cinta dan cemburunya Sa’ad kepada istrinya ? , aku lebih cinta dan cemburu kepada kalian daripada Sa’ad kepada istrinya , dan Allah lebih cinta dan cemburu kepada kalian daripada aku ”

Demikian indahnya cinta nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam kepada ummatnya . Oleh sebab itu kita tidak bisa menyembah kepada selain Allah , karena Allah akan murka Allah ingin kita hanya untuk-Nya subhanahu wata’ala , hanya menyembah-Nya , hanya bersujud kepada-Nya, karena alam semesta ini milik-Nya , karena kerajaan jagad raya ini berada digenggaman-Nya , karena setiap detak nafas kita dan seluruh kejadian di alam semesta, putaran langit dan bumi dan semua kejadian ini ada dalam pengaturan tunggalnya , maka jawablah panggilan-panggilan kesucian Ilahi untuk membenahi diri kita ,membenahi rumah tangga kita, membenahi keluarga kita , membenahi kerabat dan teman kita , singkirkan dari tuntunan-tuntunan yang berpaling dari kebenaran , jangan biarkan orang lain terjebak dalam kehinaan , diantara teman kita ada yang berzina , yang berjudi dan yang terjebak narkotika , semua itu adalah ladang bagi kita untuk mencapai keridhaan Allah .

Seorang istri menangis ketika memandikan jenazah suaminya .. sambil menangis istri berkata, " Inilah janji kami sebagai suami istri... Jika abang pergi lebih dulu maka engkaulah yang memandikan jenazah abang,

Andai engkau yang pergi dulu dari abang, abang yang akan memandikan jenazahmu..."Dari luar kamar jenazah rumah sakit, seorang ustadz masuk dan bertanya apakah istrinya mau memandikan jenazah suaminya... ustadz tersebut kemudian bersama beberapa orang menemani si istri memandikan jenazah suaminya.


Dengan tenang istri membasuh muka suaminya sambil berdoa, "Inilah wajah suami yang ku sayang tetapi Allah lebih sayang padamu... Wahai suamiku... Semoga Allah mengampuni dosa-dosamu dan menyatukan kita di akhirat nanti..." 

Saat membasuh tangan jenazah suaminya sambil berkata... "Tangan inilah yang mencari rezeki yang halal untuk kami, masuk ke mulut kami... semoga Allah beri pahala untukmu wahai suamiku..." .

Saat membasuh tubuh jenazah suaminya, iapun berkata... "Tubuh inilah yang memberi pelukan kasih sayang padaku dan anak-anakku..., semoga Allah beri pahala yang berlipat-berganda untukmu wahai suamiku ..." .

Kemudian saat membasuh kaki jenazah suaminya, kembali ia berkata... "Dengan kaki ini engkau keluar rumah mencari rezeki untuk kami, berjalan dan berdiri sepanjang hari semata-mata untuk mencari sesuap nasi, terima kasih suamiku... semoga Allah memberimu kenikmatan hidup di akhirat dan pahala yang berlipat kali ganda..." .

Selesai memandikan jenazah suaminya, si istri mengecup sayu suaminya dan berkata... "Terima kasih suamiku... karena aku bahagia sepanjang menjadi isterimu dan terlalu bahagia... dan terima kasih karena meninggalkan aku bersama permata hatimu yang persis dirimu... dan aku sebagai seorang istri ridha akan kepergianmu karena kasih sayang Allah kepadamu..."

Aku dan suamiku sudah menikah setahun lebih. Sebenarnya, kehidupan kami biasa saja, setelah pacaran beberapa waktu kami merencanakan pernikahan. Karena kami lahir di desa, biasanya cuman perlu mendaftarkan diri di KUA saja, tidak mengadakan pesta apapun.

Kami juga tidak berencana begitu cepat punya anak, setelah menikah setahun, suamiku akhirnya mendapat kenaikan gaji dan bisa menabung sedikit. Ditambah dengan uang pinjaman ke sanak saudara, akhirnya kami membeli rumah kecil. Di hari kami mendapatkan kunci rumah kami, suamiku memelukku dan berkata, "Istriku, aku berjanji akan memberikan keluarga bahagia, mulai sekarang, kita punya 'rumah' yang sebenarnya, kamu harus bersiap, aku akan berjuang, kamu harus jaga kesehatan, kita akan segera punya anak Aku mengangguk bahagia mendengar semua ini.

Aku tidak tahu apa aku yang salah, atau suamiku yang berbeda, sejak kami membeli rumah, karena harus mengembalikan uang pinjaman, ekonomi kami memang lebih sulit dan lebih banyak tekanan. Tapi sejak itu, suamiku sering berkata harus lembur, awalnya aku pikir lembur seperti biasa, tapi dia harus lembur setiap hari, dan pulang larut sampai jam 1 atau jam 2 subuh. Sepulang kerja, ia langsung pergi mandi dan tidak pernah perhatikan aku, kemudian ia pasti langsung mencuci bajunya.

Hari itu aku pulang kerja lebih cepat dan menunggu di depan kantornya. Ternyata, suamiku benar-benar tidak lembur! Begitu jam pulang kerja dia langsung keluar kantor dan mengendarai sepedanya, tapi ia tidak pulang ke rumah. Hal ini membuat aku semakin yakin ia selingkuh! Apalagi ia pulang langsung mandi dan cuci baju karena takut aku mencium wangi wanita lain.

Tapi kemudian aku melihat dia masuk ke sebuah restoran barbeque. Aku waktu itu diam di sebrang jalan memperhatikan, aku melihat dia keluar dengan baju putih dan mulai memanggang daging. Suamiku memang pernah bilang dulu dia suka memanggang daging di rumahnya dan semua orang bilang danging panggangannya itu enak. Melihatnya sedang memanggang disana, aku mulai meneteskan air mata. Aku memutuskan untuk menyebrangi jalan dan duduk di restorannya. Seorang pegawai menanyakan apa yang mau aku pesan, aku cuman berkata. Aku mau segelas minuman, tolong antarkan ke koki yang sedang memanggang daging.

Pegawai itu merasa aneh, namun tetap melakukannya, saat menerima minuman itulah, suamiku mengangkat kepalanya dan melihat aku, lalu meminum habis minuman itu dan langsung menghampiri aku. Sayang, kenapa kamu bisa datang kesini? Aku langsung memeluknya dan berkata, Aku tunggu kamu pulang kerja.

Malam itu suamiku menjelaskan semuanya, ia punya kemampuan memanggang dan tidak merasa lelah, dia cuman ingin menghasilkan sedikit uang tambahan. Aku berkata pada suamiku, Aku bingung kenapa kamu setiap pulang langsung mandi dan cuci baju, ternyata kamu takut aku mencium bau asap dan daging, aku malahan mengira kamu punya perempuan lain, jadi hari ini aku pergi mencari kamu Suamiku kemudian memelukku dan mencium keningku, Mana mungkin? Kamu adalah wanita paling sempurna buat aku, nggak ada orang yang bisa menggantikannya...!!!

Untukmu yang sering menghitung2 kesalahan suamimu,
mendata kekurangan2 suamimu,
sering lupa dg kebaikan2 suamimu,
Ingatlah, dia suamimu bisa sj menceraikanmu saat ini juga, menduakanmu saat ini juga,
mencampakkanmu saat ini juga,
menggantikan kedudukanmu dgn wanita yg lain saat ini juga.



Bisa & sangat bisa bagi mereka.

Tapi jika hal tersebut tidak mereka lakukan sampai detik ini,
bahkan terus bersamamu mendampingimu dalam suka & duka, memberimu nafkah lahir & batin semampunya,
tetap menjadikanmu ibu dari anak2mu,
Maka hentikanlah tuntutan2mu yg berlebih itu!

Hentikanlah berharap terlalu banyak kepadanya & menuntut kesempurnaanya! Syukurilah suamimu!
Karna engkau saat ini telah mnjadi salah seorang wanita paling beruntung di dunia...

✍Umm Usamah Aliyyah

Demi Allah saya tidak berbohong "teman angkatan saya banyak yang jadi janda muda", dan ada janda yang lebih tragis sepanjang yang saya temui, dulu sa'at suaminya ingin memutuskan menikah lagi janda tersebut sebelum jadi jandanya tidak terima dan minta diceraikan, tapi suaminya berupaya mempertahankan, tapi janda ini sebelum menjanda tetap keukeuh dengan pendiriannya untuk bercerai, akhirnya mereka bercerai, dan sang suami menikahi wanita yang sudah ia tekadkan ingin menikahinya.

Seiring waktu berjalan ternyata janda ini sadar bahwa hidup sendirian tidaklah semanis hidup bersama, sendiri mencari nafkah itu tidak seenak diam dirumah tatkala nafkah ada yang mencarikannya, dan hatinya masih menyimpan perasaan cinta kepada mantan suaminya, sehingga ia bercerita kepada salah seorang bahwa ia katakan : hatinya sakit bila melihat mantan suaminya bergandeng dengan istrinya, sementara ia sendiri terlantar dan terlunta-lunta.

Seirng waktu berjalan lagi ia semakin yakin bahwa hatinya benar-benar masih mencintai mantan suaminya, sehingga sering tebar pesona dihadapan mantan suaminya, dan tak jarang sang janda berkunjung kerumah mantan suami dengan dalih hanya ingin bersilatu rahmi, tapi sang mantan suami tak kunjung menikahinya, dan akhirnya ia berucap : "andai sang mantan mau menikahi kembali dirinya", namun sayang hingga hari ini sang mantan tak kunjung menikahinya. (Janda ini orang awam).

Pelajaran :

Akhawati fillah, jadikan kisah diatas sebagai pelajaran, jangan karena perasaan emosi membawa antunna menyesal seumur hidup, taukah antunna bahwa tatkala antunna tak ingin diduakan itu pertanda antunna benar-benar mencintai suami antunna, bagaimana antunna akan berkata tak ingin diduakan tapi menuntut perpisahan ?

Yakinlah bila mendengar suami ingin menikah lagi dan antunna meminta bercerai itu pertanda antunna masih menyimpan rasa cinta.

Dan ingatlah jangan bermain-main dengan hati, bila hati masih menyimpan rasa cinta jangan sekali-kali berucap kata-kata "putus", karena sungguh emosi itu hanya sesa'at, sedang cinta dan kenangan seringkali membekas seumur hidup, dan janganlah perasaan marah membuat penyesalan sepanjang hidup, betapa meruginya antunna tatkala suami antunna ingin mempertahankan dan antunna memilih berpisah demi membela emosi sesa'at ?

Sungguh kebencian yang terucap oleh lisan disebabkan marah tidak dapat mewakili perasaan sayang didalam hati yang tidak siap jika harus dipaksa untuk pergi, bila dipaksakan pergi kelak akan semakin rindu ingin kembali.

Betapa banyak orang-orang yang menginginkan perpisahan itu terlebih dulu merindukan dan menginginkan kebersamaan kembali.

Nasehat :

Dan bila ada diantara antunna memiliki keinginan memutuskan berpisah bukan karena Allah maka takutlah kalau-kalau Allah akan mengadzab hatimu dengan cinta yang tak berbalas, karena Allah seringkali menguji para wanita atas apa yang pernah terucapkan oleh lisan-lisan mereka. Dan kebanyakan mereka gagal membendung kuatnya rasa rindu mereka..

Antunna : kalian untuk kata ganti orang kedua jama' wanita.

✍♢Hanafi Abu Abdillah Ahmad

Aku Milik Suamiku dan Suamiku Milik Ibunya
Ustadzah Okki Setiana Dewi dalam tauziyahnya

“AKU MILIK SUAMIKU DAN  SUAMIKU MILIK IBUNYA”
Ditujukan buat para menantu dan calon menantu,
Seburuk apapun mertua,  aku selalu ingat bahwa dia adalah wanita yang mengandung suamiku dalam kepayahan selama 9 bulan.
Dia adalah wanita yang air susunya menjadi makanan pertama bagi suamiku.
Dia ialah wanita yang mendidik dan membesarkan suamiku, yang mengajarkan kepada suamiku akhlak,  sehingga aku nyaman di sisi suamiku.
Aku tak pernah keluar uang sepeserpun untuk menyekolahkan suamiku hingga ia dapat ijazah, yang sekarang ijazah itu ia gunakan untuk mencari nafkah dalam menafkahiku.
Aku tak sedikit pun mendidik suamiku hingga kini ia menjadi pria yang penuh tanggung jawab dan aku merasakan bahagia menjadi istrinya.
Setelah pengorbanan ibunya yang bertubi-tubi… Anak laki-lakinya menikah denganku dan kini jadi suamiku.
Dia bagi kasih sayang anaknya denganku.
Cemburu? Pasti dia cemburu.
Aku wanita asing, yang kini selalu di-sayang-sayang oleh anak laki-lakinya.
Harta anak laki-lakinya tercurah untuk kunikmati padahal Ia yang 
melahirkan, membesarkan dan mendidik.
Aku memahami cemburu itu walau aku pun merasakan cemburu ketika suamiku lebih memihak mertuaku.
Aku bukan malaikat yang tak pernah jengkel dengan mertuaku dan mertuaku pun bukan malaikat yang selalu kubela..
Adakalanya aku marah, cemburu & sakit hati.
Namun aku ingat semua jasanya pada suamiku..
Jasa yang sampai akhir hayatpun aku tak akan mampu membayarnya..
Pada ujung tangisku.. Terngiang nasihat ibundaku tercinta:
”Nak.. dukunglah suamimu untuk berbakti pada ibunya. Jangan suruh ia memilih antara kau dan ibunya karena kelak kau akan merasakan bagaimana sakitnya diperlakukan seperti itu oleh anak laki-lakimu. Apa yang kau lakukan pada mertuamu akan dilakukan pula oleh menantumu.. Segala sesuatu pasti ada timbal baliknya”.
Dan tangisku makin deras..
“Suamiku, bahagiakanlah orang tuamu semampumu. Semoga kelak anak-anak kita pun membahagiakan kita, sebagai balasan baktimu pada orang tuamu. Mumpung mereka masih hidup. Belum tentu pula mereka masih bisa ngrepotin kita 10 tahun ke depan.  Tidak lama, …tidak lama….tapi balasannya, surga!
Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman,
“…dan hendaklah kamu bersyukur kepada-Ku dan kepada kedua orang tuamu” (QS. Luqman:14).
Begitu penting berbuat baik dan berterima kasih kepada kedua orang tua kita, sampai Rasulullah Shallallahu `alaihi Wa Sallam bersabda; “Ridha Allah terdapat pada keridhaan orang tua. Dan murka Allah terdapat pada kemurkaan orang tua”  (HR. Turmudzi).
Diriwayatkan bahwa Aisyah Radhiallahu anhu bertanya kepada 
Rasulullah Shallallahu `alaihi Wa Sallam; ”Siapakah yang berhak terhadap seorang wanita?” 
Rasulullah Shallallahu`alaihi Wa Sallam menjawab, “Suaminya” (apabila sudah menikah). 
Aisyah Radhiallahu anhu bertanya lagi, ”Siapakah yang berhak terhadap seorang laki-laki?
Rasulullah menjawab; “Ibunya” 
Semoga bermanfaat,...

Percakapan Antara Rasulullah dan Iblis
Rasulullah bertanya : “Apa yang kau rasakan jika melihat seseorang dari umatku hendak Shalat?”
Iblis menjawab : “aku merasa panas dingin dan gementar”
Rasulullah : “Kenapa?”
Iblis : “Sebab setiap seorang hamba bersujud 1X  kepada Allah, Allah mengangkatnya 1 derajat”
Rasulullah : “Jika seorang umatku berpuasa?”
Iblis : “tubuhku terasa terikat hingga ia berbuka”
Rasulullah: “Jika ia berhaji?”
Iblis : “aku seperti orang gila”
Rasulullah : “Jika ia membaca Al-Quran?”
Iblis : “aku merasa meleleh laksana timah di atas api”
Rasulullah : “Jika ia bersedekah?”
Iblis : “itu sama saja orang tersebut membelah tubuhku dengan gergaji”
Rasulullah : “mengapa boleh begitu?“
Iblis: ”sebab dalam sedekah ada 4 keuntungan baginya, yaitu :
1. Keberkahan dalam hartanya, 
2. Hidupnya disukai,
3. Sedekah itu kelak akan menjadi hijab antara dirinya dengan api neraka,
4. Terhindar dari segala macam musibah akan terhalau dari dirinya,
Rasulullah : “Apa yang dapat mematahkan pinggangmu?"
Iblis : “suara kuda perang di jalan Allah.”
Rasulullah : “Apa yang dapat melelehkan tubuhmu?”
Iblis : “taubat orang yang bertaubat”
Rasulullah : “Apa yang dapat membakar hatimu?”
Iblis : “istighfar di waktu siang & malam”
Rasulullah : “Apa yang dapat mencoreng wajahmu?”
Iblis : “sedekah yang diam-diam”
Rasulullah : “Apa yang dapat menusuk matamu?”
Iblis : “sholat fajar”
Rasulullah : “Apa yang dapat memukul kepalamu?”
Iblis : “sholat berjamaah”
Rasulullah : “Apa yang paling mengganggumu”
Iblis : “majlis para ulama”
Rasulullah : “Bagaimana cara makanmu?”
Iblis : “dengan tangan kiri dan jariku”
Rasulullah : “Di manakah kau menaungi anak-anakmu di musim panas?”
Iblis : “dibawah kuku manusia”
Rasulullah : “Siapa temanmu wahai iblis?”
Iblis : “penzina”
Rasulullah : “Siapa teman tidurmu?”
Iblis : “pemabuk”
Rasulullah : “Siapa tamumu?”
Iblis : “pencuri”
Rasulullah : “Siapa utusanmu?”
Iblis : “tukang sihir (dukun)”
Rasulullah : “Apa yang membuatmu gembira?”
Iblis : “bersumpah dengan cerai”
Rasulullah : “Siapa kekasihmu?”
Iblis : “orang yang meninggalkan Shalat Jum'at”
Rasulullah : “Siapa manusia yang paling membahagiakanmu?"
Iblis : “orang yang meninggalkan sholatnya dengan sengaja"

Rasul menangis bahkan pingsan saat Jibril ungkap penghuni neraka yang ke-7
Kala itu Jibril datang kepada Rasulullah pada waktu yang tak biasa. Namun, Jibril terlihat berbeda. Raut wajah yang tak biasa.
Maka Rasulullah shallallahu ‘allaihi wassalam bertanya:
"Mengapa aku melihat kau berubah muka (wajah)?" Jawabnya: "Ya Muhammad, aku datang kepadamu di saat Allah menyuruh supaya dikobarkan penyalaan api neraka, maka tidak layak bagi orang yang mengetahui bahwa neraka Jahanam itu benar, siksa kubur itu benar, dan siksa Allah itu terbesar untuk bersuka-suka sebelum ia merasa aman dari padanya".
Lalu Rasullulah shallallahu ‘allaihi wassalam bersabda:
"Ya Jibril, jelaskan padaku sifat Jahanam".
Jawabnya: "Ya. Ketika Allah menjadikan Jahanam, maka dinyalakan selama 1000 tahun sehingga merah, kemudian dilanjutkan 1000 tahun sehingga putih, kemudian 1000 tahun sehingga hitam, lalu menjadi hitam gelap, tidak pernah padam nyala dan baranya.
Demi Allah, andaikan terbuka sebesar lubang jarum niscaya akan dapat membakar semua penduduk dunia karena panasnya. Demi Allah, andaikan satu baju ahli neraka itu digantung di antara langit dan bumi niscaya akan mati penduduk bumi karena panas dan basinya.
Demi Allah, andaikan satu pergelangan dari rantai yang disebut dalam Al-Quran itu diletakkan di atas bukit, niscaya akan cair sampai ke bawah bumi yang ke 7.
Demi Allah, andaikan seorang di ujung barat tersiksa, niscaya akan terbakar orang-orang yang di ujung timur karena sangat panasnya. Jahannam itu sangat dalam, perhiasannya besi dan minumannya air panas bercampur nanah, dan pakaiannya adalah potongan-potongan api.
Api neraka itu ada 7 pintu, jarak antar pintu sejauh 70 tahun, dan tiap pintu panasnya 70 kali dari pintu yg lain".
Dikatakan dalam Hadist Qudsi:
"Bagaimana kamu masih boleh melakukan maksiat sedangkan kamu tak dapat  bertahan dengan panasnya terik matahariKu. Tahukah kamu bahwa neraka jahanamKu itu: mempunyai 7 tingkat.
Setiap tingkat mempunyai 70.000 daerah. Setiap daerah mempunyai 70.000 kampung. Setiap kampung mempunyai 70.000 rumah. Setiap rumah mempunyai 70.000 bilik. Setiap bilik mempunyai 70.000 kotak. Setiap kotak mempunyai 70.000 batang pokok zaqqum.
Di bawah setiap pokok zaqqum mempunyai 70.000 ekor ular. Di dalam mulut setiap ular yang panjangnya 70 hasta mengandung lautan racun yang hitam pekat. Dan di bawah setiap pokok zaqqum terdapat 70.000 rantai. Setiap rantai diseret oleh 70.000 malaikat".
"Api yang ada sekarang ini, yang digunakan bani Adam untuk membakar hanyalah 1/70 dari api neraka jahanam(HR. Bukhari-Muslim).
Allah berfirman dalam beberapa ayat berikut...
"Apabila neraka itu melihat mereka dari tempat yang jauh, mereka akan mendengar kegeraman dan suara nyalanya". ~ QS 25 - Al-Furqaan : 11 ~
"Apabila mereka dilemparkan ke dalamnya, mereka mendengar suara neraka yang mengerikan, sedang neraka itu menggelegak, hampir-hampir (neraka) itu terpecah lantaran marah~ QS 67 - Al-Mulk : 7 ~
Air di jahannam adalah hamim (air panas yang menggelegak), anginnya adalah samum (angin yang amat panas), sedang naungannya adalah yahmum (naungan berupa potongan-potongan asap hitam yang sangat panas)” ~ QS 56 - Al-Waaqi'ah : 41-44 ~
Rasulullah Shallallahu ‘allaihi wassalam meminta Jibril untuk menjelaskan satu per satu mengenai pintu-pintu neraka tersebut.
Ø  "Pintu pertama dinamakan Hawiyah (arti harfiahnya: jurang), yang diperuntukkan bagi kaum munafik dan kafir.
Ø  Pintu ke 2 dinamakan Jahim, yang diperuntukkan bagi kaum musyrikin;
Ø  Pintu ke 3 dinamakan Saqar, yang diperuntukkan bagi kaum shobiin atau penyembah api;
Ø  Pintu ke 4 dinamakan Ladha, diperuntukkan bagi iblis dan para pengikutnya;
Ø  Pintu ke 5 dinamakan Huthomah (artinya: menghancurkan hingga berkeping-keping), diperuntukkan bagi kaum Yahudi;
Ø  Pintu ke 6 dinamakan Sa'ir (arti harfiahnya: api yang menyala-nyala), diperuntukkan bagi kaum kafir.
Rasulullah bertanya: "Bagaimana dengan pintu ke-7?"
Sejenak malaikat Jibril seperti ragu untuk menyampaikan siapa yang akan menghuni pintu ketujuh. Akan tetapi Rasulullah Shallallahu ‘allaihi wasalam mendesaknya sehingga akhirnya Malaikat Jibril mengatakan, ....
"Pintu ke 7 diperuntukkan bagi umatmu yang berdosa besar dan meninggal sebelum mereka mengucapkan kata taubat sebelum meninggal...
Mendengar penjelasan yang mengagetkan itu, Rasulullah  pun langsung pingsan, Jibril lalu meletakkan kepala Rasulullah Shallallahu ‘allaihi wassalam di pangkuannya sehingga sadar kembali dan sesudah sadar beliau bersabda: "Ya Jibril, sungguh besar kerisauan dan sangat sedihku, apakah ada seorang dari umat ku yang akan masuk ke dalam neraka?" Jawabnya: "Ya, yaitu orang yg berdosa besar dari umatmu."
Nabi Muhammad shallallahu ‘allaihi wassalam lalu menangis, Jibril pun ikut menangis. Kemudian Nabi langsung masuk ke dalam rumahnya dan tidak keluar kecuali untuk shalat.
Setelah kejadian itu, beliau tidak berbicara dengan siapapun selama beberapa hari, dan ketika sholat beliau pun menangis dengan tangisan yang sangat memilukan.
Mari kita memohon ampun jangan sampai kita meninggal sebelum bertaubat... Mari kita bershalawat kepada Nabi kita agar diberi syafa'at...
Maafkan teman teman jika ada salah dan khilaf... Ana uhibbukum fillah... Semoga kita saling memanggil untuk masuk ke surga nanti.. Jangan sampai ada yang tertinggal di neraka,..
Naudzubillahi mindzalik...
BC Ustadz Abdulrahman Makatita, Lc, M.Kom.I

mari berbagi menyebar kebaikan...


Bagaimana bisa orang yang jarang tidak pernah shalat bisa mati husnul khotimah?
Kisah nyata yang terjadi di tahun 2012 tentang seseorang yang tak pernah mengerjakan shalat dan puasa namun meninggal dalam keadaan husnul khotimah.
Seorang lelaki di Saudi memiliki tetangga yang tak pernah sholat dan berpuasa.
Suatu hari, dia bermimpi kedatangan lelaki.
Dalam mimpinya itu, lelaki tadi memintanya agar mengajak tetangganya yang tak pernah shalat untuk umrah.
Ia dikejutkan oleh mimpinya namun ia tak hiraukan. Anehnya mimpi yang sama terulang. Akhirnya ia mendatangi seorang syaikh untuk bertanya tentang mimpi tersebut. Syaikh berujar bahwa jika mimpi terulang lagi, ia harus merealisasikan mimpinya itu.
Dan benar saja, ia bermimpi lagi. Lantas ia mengunjungi tetangganya untuk menawarkannya umrah bersama.
“Ayo umrah bersama kami.”
“Bagaimana aku akan umrah sementara aku tak pernah shalat.”
“Tenang saja. Aku akan mengajarkanmu shalat.”
Ia pun mengajarkannya kemudian lelaki itu mengerjakan shalat.
“Baik, aku sudah siap. Mari berangkat. Tapi, bagaimana aku umrah sementara aku tak tahu caranya.”
“Nanti di mobil kuajari.”
Keduanya dengan senang hati berangkat untuk umrah dengan menggunakan mobil. Setelah tiba, mereka melakukan tuntunan yang disyariatkan.
Selesailah umrah selesai. Keduanya berniat akan kembali pulang.
“Sebelum balik, adakah engkau ingin melakukan sebuah amal yang engkau anggap penting?”
Tanyanya kepada tetangganya.
“Iya. Aku ingin shalat dua rakaat di belakang Maqam Ibrahim.”
Sang tetangga pun shalat dan terjadilah hal yang menakjubkan. Ia meninggal dalam keadaan bersujud.
Lelaki yang membawanya kaget dan tersentak. Bagaimana mungkin lelaki yang hadir dalam mimpinya dan diajak umrah meninggal seolah-olah mimpi itu adalah pertanda kematiannya.
Akhirnya, jenazah dibawa pulang ke rumah istrinya. Ia bertanya dalam hati, bagaimana mungkin lelaki yang tak pernah shalat dan puasa meninggal saat umrah dalam keadaan sujud husnul khotimah? Ia berpikir pastilah ada amal spesial dan rahasia yang dilakukannya.
Kepada istri lelaki tadi, ia bertanya tentang ini.
“Kami memiliki tetangga seorang wanita tua renta. Suamiku begitu menyayanginya. Suamiku selalu membuat sendiri sarapan, makan siang dan makan malam lalu mengantarkannya kepada wanita tua itu. Wanita itu kerapkali mendoakan husnul khotimah untuk suamiku,” ujar sang istri.
Sebuah kalam dari ahli hikmah
“Kalian mesti memiliki amal rahasia yang hanya Allah dan engkau saja yang tahu. Ini akan menyelamatkan perjalanan kalian dalam mengarungi dunia dan negeri akherat.”
Pemuda dalam kisah di atas memiliki amal rahasia yaitu memberi makan wanita tua yang merupakan tetangganya. Ia pun berteman dengan orang shalih yang merupakan wasilah menuju husnul khotimahnya. 
Masya Allah...
Selamat Pagi dan Selamat beraktifitas


Sayang kalau diabaikan, terlalu indah utk tidak dihayati ... Hidayah nyata. Kisah nyata ..... mohon dibaca pelan-pelan sampai rampung...  Semoga menjadi inspirasi untuk kita semua, Subhanallah...
“PAPA DAN MAMA, RIO TUNGGU DI PINTU SURGA” - Kisah anak cilik yang menyentuh
Agnes adalah sosok wanita Katolik taat. Setiap malam, ia beserta keluarganya rutin berdoa bersama. Bahkan, saking taatnya, saat Agnes dilamar Martono, kekasihnya yang beragama Islam, dengan tegas ia mengatakan “Saya lebih mencintai Yesus Kristus dari pada manusia!”
Ketegasan prinsip Katolik yang dipegang wanita itu menggoyahkan Iman Martono yang muslim, namun jarang melakukan ibadah sebagaimana kebanyakan yang orang beragama Islam.
Martono pun masuk Katolik, sekedar untuk bisa menikahi Agnes. Tepat tanggal 17 Oktober 1982, mereka melaksanakan pernikahan di Gereja Ignatius, Magelang, Jawa Tengah.
Usai menikah, lalu menyelesaikan kuliahnya di Jogjakarta, Agnes beserta sang suami berangkat ke Bandung, kemudian menetap di salah satu kompleks perumahan di wilayah Timur kota kembang itu.
Kebahagiaan terasa lengkap menghiasi kehidupan keluarga ini dengan kehadiran tiga makhluk kecil buah hati mereka, yakni: Adi, Icha dan Rio.
Di lingkungan barunya, Agnes terlibat aktif sebagai jemaat Gereja Suryalaya, Buah Batu, Bandung. Demikan pula Martono, sang suami. Selain juga aktif di Gereja, Martono saat itu menduduki jabatan penting, sebagai kepala Divisi Properti PT Telkom Cisanggarung, Bandung.
Karena ketaatan mereka memegang iman Katolik, pasangan ini bersama beberapa sahabat se-iman, sengaja mengumpulkan dana dari tetangga sekitar yang beragama Katolik.
Mereka pun berhasil membeli sebuah rumah yang ‘disulap’ menjadi tempat ibadah (Gereja, red).
Uniknya, meski sudah menjadi pemeluk ajaran Katolik, Martono tak melupakan kedua orangtuanya yang beragama Islam. Sebagai manifestasi bakti dan cinta pasangan ini, mereka memberangkatkan ayahanda dan ibunda Martono ke Makkah, untuk menunaikan rukun Islam yang kelima.
Hidup harmonis dan berkecukupan mewarnai sekian waktu hari-hari keluarga ini. Sampai satu ketika, kegelisahan menggoncang keduanya.
Syahdan, saat itu, Rio, si bungsu yang sangat mereka sayangi jatuh sakit. Panas suhu badan yang tak kunjung reda, membuat mereka segera melarikan Rio ke salah satu rumah sakit Kristen terkenal di wilayah utara Bandung.
Di rumah sakit, usai dilakukan diagnosa, dokter yang menangani saat itu mengatakan bahwa Rio mengalami kelelahan. Akan tetapi Agnes masih saja gelisah dan takut dengan kondisi anak kesayangannya yang tak kunjung membaik.
Saat dipindahkan ke ruangan ICU, Rio, yang masih terkulai lemah, meminta Martono, sang ayah, untuk memanggil ibundanya yang tengah berada di luar ruangan.
Martono pun keluar ruangan untuk memberitahu Agnes ihwal permintaan putra bungsunya itu.
Namun, Agnes tak mau masuk ke dalam. Ia hanya mengatakan pada Martono, ”Saya sudah tahu.” Itu saja.
Martono heran. Ia pun kembali masuk ke ruangan dengan rasa penasaran yang masih menggelayut dalam benak.
Di dalam, Rio berucap, “Tapi udahlah, Papah aja, tidak apa-apa. Pah hidup ini hanya 1 centi. Di sana nggak ada batasnya.”
Sontak, rasa takjub menyergap Martono. Ucapan bocah mungil buah hatinya yang tengah terbaring lemah itu sungguh mengejutkan.
Nasehat kebaikan keluar dari mulutnya seperti orang dewasa yang mengerti agama.
Hingga sore menjelang, Rio kembali berujar, “Pah, Rio mau pulang!”
“Ya, kalau sudah sembuh nanti, kamu boleh pulang sama Papa dan Mama,” jawab Martono.
“Ngga, saya mau pulang sekarang. Papah, Mamah, Rio tunggu di pintu surga!” begitu, ucap Rio, setengah memaksa.
Belum hilang keterkejutan Martono, tiba-tiba ia mendengar bisikan yang meminta dia untuk membimbing membacakan syahadat kepada anaknya. Ia kaget dan bingung.
Tapi perlahan Rio dituntun sang ayah, Martono, membaca syahadat, hingga kedua mata anak bungsunya itu berlinang. Martono hafal syahadat, karena sebelumnya adalah seorang Muslim.
Tak lama setelah itu bisikan kedua terdengar, bahwa setelah Adzan maghrib Rio akan dipanggil sang Pencipta.
Meski tambah terkejut, mendengar bisikan itu, Martono pasrah. Benar saja, 27 Juli 1999, persis saat sayup-sayup Adzan maghrib, berkumandang Rio menghembuskan nafas terakhirnya.
Tiba jenazah Rio di rumah duka, peristiwa aneh lagi-lagi terjadi. Agnes yang masih sedih waktu itu seakan melihat Rio menghampirinya dan berkata,
“Mah, saya tidak mau pakai baju jas mau minta dibalut kain putih aja.”
Saran dari seorang pelayat Muslim, bahwa itu adalah pertanda Rio ingin dishalatkan sebagaimana seorang Muslim yang baru meninggal.
Setelah melalui diskusi dan perdebatan diantara keluarga, jenazah Rio kemudian dibalut pakaian, celana dan sepatu yang serba putih kemudian dishalatkan.
Namun, karena banyak pendapat dari keluarga yang tetap harus dimakamkan secara Katolik, jenazah Rio pun akhirnya dimakamkan di Kerkov. Sebuah tempat pemakaman khusus Katolik, di Cimahi, Bandung.
Sepeninggal Rio
Sepeninggal anaknya, Agnes sering berdiam diri. Satu hari, ia mendengar bisikan ghaib tentang rumah dan mobil.
Bisikan itu berucap, “Rumah adalah rumah Tuhan dan mobil adalah kendaraan menuju Tuhan.” Pada saat itu juga Agnes langsung teringat ucapan mendiang Rio semasa TK dulu,
”Mah, Mbok Atik nanti mau saya belikan rumah dan mobil!” Mbok Atik adalah seorang muslimah yang bertugas merawat Rio di rumah.
Saat itu Agnes menimpali celoteh si bungsu sambil tersenyum, “Kok Mamah ga dikasih?”
“Mamah kan nanti punya sendiri” jawab Rio, singkat.
Entah mengapa, setelah mendengar bisikan itu, Agnes meminta suaminya untuk mengecek ongkos haji waktu itu. Setelah dicek, dana yang dibutuhkan Rp. 17.850.000.
Dan yang lebih mengherankan, ketika uang duka dibuka, ternyata jumlah totalnya persis senilai Rp 17.850.000, tidak lebih atau kurang sesenpun.
Hal ini diartikan Agnes sebagai amanat dari Rio untuk menghajikan Mbok Atik, wanita yang sehari-hari merawat Rio di rumah.
Singkat cerita, di tanah suci, Makkah, Mbok Atik menghubungi Agnes via telepon. Sambil menangis ia menceritakan bahwa di Makkah ia bertemu Rio. Si bungsu yang baru saja meninggalkan alam dunia itu berpesan,
“Kepergian Rio tak usah terlalu dipikirkan. Rio sangat bahagia disini. Kalo Mama kangen, berdoa saja.”
Namun, pesan itu tak lantas membuat sang Ibunda tenang. Bahkan Agnes mengalami depresi cukup berat, hingga harus mendapatkan bimbingan dari seorang Psikolog selama 6 bulan.
Satu malam saat tertidur, Agnes dibangunkan oleh suara pria yang berkata, “Buka Al Quran surat Yunus!”.
Namun, setelah mencari tahu tentang surat Yunus, tak ada seorang pun temannya yang beragama Islam mengerti kandungan makna di dalamnya.
Bahkan setelah mendapatkan Al Quran dari sepupunya, dan membacanya berulang-ulang pun, Agnes tetap tak mendapat jawaban.
“Mau Tuhan apa sih?!” protesnya setengah berteriak, sembari menangis tersungkur ke lantai.
Dinginnya lantai membuat hatinya berangsur tenang, dan spontan berucap “Astaghfirullah.”
Tak lama kemudian, akhirnya Agnes menemukan jawabannya sendiri di surat Yunus ayat 49:
Katakan tiap-tiap umat mempunyai ajal. Jika datang ajal, maka mereka tidak dapat mengundurkannya dan tidak (pula) mendahulukannya”.
Beberapa kejadian aneh yang dialami sepeninggal Rio, membuat Agnes berusaha mempelajari Islam lewat beberapa buku.
Hingga akhirnya wanita penganut Katolik taat ini berkata, “Ya Allah terimalah saya sebagai orang Islam, saya tidak mau di-Islamkan oleh orang lain!”.
Setelah memeluk Islam, Agnes secara sembunyi-sembunyi melakukan shalat. Sementara itu, Martono, suaminya, masih rajin pergi ke gereja. Setiap kali diajak ke gereja Agnes selalu menolak dengan berbagai alasan.
Sampai suatu malam, Martono terbangun karena mendengar isak tangis seorang perempuan. Ketika berusaha mencari sumber suara, betapa kagetnya Martono saat melihat istri tercintanya, Agnes, tengah bersujud dengan menggunakan jaket, celana panjang dan syal yang menutupi aurat tubuhnya.
“Lho kok Mamah shalat,” tanya Martono.
“Maafkan saya, Pah. Saya duluan, Papah saya tinggalkan,” jawab Agnes lirih. Ia pasrah akan segala resiko yang harus ditanggung, bahkan perceraian sekalipun.
Martono pun Akhirnya Kembali ke Islam
Sejak keputusan sang istri memeluk Islam, Martono seperti berada di persimpangan.
Satu hari, 17 Agustus 2000, Agnes mengantar Adi, putra pertamanya untuk mengikuti lomba Adzan yang diadakan panitia
Agustus-an di lingkungan tempat mereka tinggal.
Adi sendiri tiba-tiba tertarik untuk mengikuti lomba Adzan beberapa hari sebelumnya, meski ia masih Katolik dan berstatus sebagai pelajar di SMA Santa Maria, Bandung.
Martono sebetulnya juga diajak ke arena perlombaan, namun menolak dengan alasan harus mengikuti upacara di kantor.
Di tempat lomba yang diikuti 33 peserta itu, Gangsa Raharjo, Psikolog Agnes, berpesan kepada Adi, “Niatkan suara adzan bukan hanya untuk orang yang ada di sekitarmu, tetapi niatkan untuk semesta alam!” ujarnya.
Hasilnya, suara Adzan Adi yang lepas nan merdu, mengalun syahdu, mengundang keheningan dan kekhusyukan siapapun yang mendengar. Hingga bulir-bulir air mata pun mengalir tak terbendung, basahi pipi sang Ibunda tercinta yang larut dalam haru dan bahagia.
Tak pelak, panitia pun menobatkan Adi sebagai juara pertama, menyisihkan 33 peserta lainnya.
Usai lomba Agnes dan Adi bersegera pulang. Tiba di rumah, kejutan lain tengah menanti mereka. Saat baru saja membuka pintu kamar, Agnes terkejut melihat Martono, sang suami, tengah melaksanakan shalat. Ia pun spontan terkulai lemah di hadapan suaminya itu.
Selesai shalat, Martono langsung meraih sang istri dan mendekapnya erat. Sambil berderai air mata, ia berucap lirih, “Mah, sekarang Papah sudah masuk Islam.”
Mengetahui hal itu, Adi dan Icha, putra-putri mereka pun mengikuti jejak ayah dan ibunya, memeluk Islam.
Perjalanan panjang yang sungguh mengharu biru. Keluarga ini pun akhirnya memulai babak baru sebagai penganut Muslim yang taat.
Hingga kini, esok, dan sampai akhir zaman. In syaa Allah.
Pak Martono SH beliau dulu waktu dirut jaman Pak Cacuk, bertugas sebagai Kasekper, Ka Inditor, Kadiv Properti. Setelah kembali muslim beliau mewakafkan 7 ha tanahnya untuk pesantren Baitul Hidayah di Bandung. Subhanallah...


Ikhwan dan akhwat yang dirahmati Allāh Subhānahu wa Ta'āla, kita masuk ke hadits berikutnya masih dalam bab "Al-Birr wa Ash-Shilah".
وَعَنْ جَابِرٍ رضي الله عنه قَالَ: قاَلَ رَسُوْلُ اللَّهِ صلى الله عليه و سلم : "كُلُّ مَعْرُوْفٍ صَدَقَةٌ." أَخْرَجَهُ الْبُخَارِيُّ.
Dari Jabir radhiyallāhu Ta'āla 'anhu, dia berkata: Rasūlullāh Shallallāhu ‘Alaihi Wasallam bersabda: "Seluruh perbuatan baik merupakan shadaqah.(HR Imām Al-Bukhari)
Yang dimaksud sabda Nabi:
Ma'rūf (مَعْرُوْفٍ) adalah lawan dari munkar. Munkar, kita tahu perbuatan munkar dan ma'ruf adalah perbuatan kebaikan.
Kullu ma'rūfin (كُلُّ مَعْرُوْف), kullu adalah lafazh yang menunjukkan keumuman. Yang kalau kita artikan dalam bahasa kita SELURUH perbuatan baik merupakan sedekah.
Hadits ini menjelaskan bahwasanya sedekah di mata syari'at bukan hanya terbatas pada harta, tetapi seluruh perbuatan baik (segala perbuatan kebaikan) juga merupakan sedekah.
Kebaikan apapun juga, entah kebaikan yang berkaitan dengan diri sendiri maupun kebaikan yang berkaitan dengan orang lain, pokoknya yang namanya kebaikan merupakan sedekah.
Dan telah datang dalam hadits-hadits yang lain, dimana Rasūlullāh shallallāhu 'alaihi wa sallam menjelaskan bahwasanya seluruh kebaikan secara rinci juga merupakan sedekah.
Dalam hadits, Rasūlullāh shallallāhu 'alaihi wa sallam mengatakan:
وَكُلُّ تَسْبِيحَةٍ صَدَقَةٌ، وَكُلُّ تَحْمِيدَةٍ صَدَقَةٌ، وَكُلُّ تَهْلِيلَةٍ صَدَقَةٌ، وَكُلُّ تَكْبِيرَةٍ صَدَقَةٌ، وَأَمْرٌ بِالْمَعْرُوفِ صَدَقَةٌ وَنَهْيٌ عَنْ الْمُنْكَرِ صَدَقَةٌ
"Setiap Tasbih merupakan sedekah. Setiap Tahmid (mengucapan alhamdulillāh) juga merupakan sedekah. Setiap bertahlil (mengucapkan lā ilāha illa Allāh) merupakan sedekah. Dan setiap takbir (mengucapkan Allāhu akbar) maka dia juga bersedekah. Dan menyeru oranglain untuk melakukan kebaikan juga sedekah. Dan juga mencegah oranglain (nahyi munkar) dari perbuatan kemungkaran juga dia bersedekah."
Kalau tadi Tashbih, Tahlil, Tahmid adalah bersedekah, ini berkaitan dengan diri hamba; dia memuji Allāh, mengagungkan Allāh maka dia bersedekah kepada dirinya sendiri.
Sekarang yang berkaitan dengan oranglain, seperti amr bin ma'ruf adalah sedekah. Menyuruh oranglain untuk melakukan kebaikan berarti dia sedang bersedekah.
Bahkan dalam perkara yang kita anggap perkara duniawi, kata Nabi Shallallāhu 'Alaihi wa Sallam:
وَفِـيْ بُضْعِ أَحَدِكُمْ صَدَقَةٌ
"Engkau menggauli istrimu engkau telah bersedekah." (HR Muslim)
Menyenangkan hati istri, berhubungan dengan istri ini dinilai sedekah menurut kacamata syari'at.
تَعْدِلُ بَيْنَ اثْنَيْنِ صَدَقَةٌ
Demikian juga jika ada 2 orang datang kemudian menjadikan engkau sebagai hakim (pengambil keputusan) jika engkau berbuat adil kepada keduanya maka berarti engkau telah bersedekah.
وَتُعِينُالرَّجُلَ فِي دَابَّتِهِ فَتَحْمِلُهُ عَلَيْهَا أَوْ تَرْفَعُ لَهُ عَلَيْهَا مَتَاعَهُ صَدَقَةٌ
Demikian juga jika engkau membantu seseorang lalu engkau mengangkatkan barangnya di atas tunggangannya ini juga merupakan sedekah.
(HR Bukhari no. 2989 dan Muslim no. 1009)
Lihat di sini, sedekah tidak mesti dengan uang/harta.
Kita membantu oranglain, sedekah dengan tenaga, mengangkatkan barangnya, meletakkan diatas tunggangannya atau bisa meletakkan diatas mobilnya, kita bantu angkat barang, ini juga merupakan sedekah, kata Nabi Shallallāhu 'Alaihi wa Sallam.
Kemudian juga Rasūlullāh shallallāhu 'alaihi wa sallam mengatakan dalam hadits yang lain:
وَالْكَلِمَةُ الطَّيِّبَةُ صَدَقَةٌ
"Dan berkata-kata yang baik merupakan sedekah." (HR Al-Bukhari no. 2707 dan Muslim no. 2332)
Seseorang menahan dirinya dari perkataan buruk kemudian berusaha berbicara dengan perkataan yang baik, berarti dia telah bersedekah.
Apakah dia berkata dengan saudaranya, orangtuanya, istrinya, berusaha dia memilih kata-kata yang baik.
Tatkala dia berusaha memilih kata-kata yang baik sesungguhnya dia sedang bersedekah.
Ini dalil menunjukkan bahwasanya seluruh bentuk kebaikan merupakan sedekah.
Oleh karenanya, ikhwan dan akhwat yang dirahmati Allāh Subhānahu wa Ta'āla,
Ini menjelaskan bahwasanya sedekah tidak terbatas dengan harta saja tetapi dengan segala kebaikan juga merupakan sedekah.
Hal ini menunjukkan sedekah tidak hanya bisa dilakukan oleh orang-orang kaya, orang-orang miskin yang tidak punya harta juga bisa bershadaqah.
Namun Allāh membuka cara sedekah dengan cara yang lain, tidak mesti dengan harta.
Dan sebagian ulama mengatakan bahwasanya ini di antara hikmahNya Allāh Subhānahu wa Ta'āla menjadikan ibadah itu bermacam-macam.
Dan ini merupakan ujian bagi hamba. Sebagaimana yang kita katakan di awal pengajian, para hamba berusaha untuk memasuki sebanyak-banyaknya pintu-pintu kebaikan.
Dan juga diantaranya hikmah bahwasanya dibuat banyak pintu-pintu kebaikan artinya Allāh memberi kemudahan bagi siapa saja, setiap orang bisa bersedekah dan berbuat baik.
• Ada yang bisa berbuat baik dengan hartanya, silakan bersedekah dengan hartanya.
• Ada yang bisa bersedekah dengan tenaganya, maka silakan dia bersedekah dengan tenaganya.
• Ada yang bisa bersedekah dengan pikirannya, maka dia membantu kaum muslimin dengan pikirannya.
• Ada yang bersedekah dengan senyumannya, maka silakan dia senyum kepada saudaranya.
• Ada yang bersedekah dengan kata-kata yang baik, maka silakan dia berkata-kata yang baik dengan saudaranya.
• Ada yang bersedekah dirumah, dia bertasbih, dzikir, bertakbir, maka dia juga bisa bersedekah.
Oleh karenanya, pintu-pintu sedekah dan pintu-pintu kebaikan banyak, maka semakin banyak kita bisa masuk pintu-pintu kebaikan tersebut dan ini yang terbaik.
Dan kalau kita tidak bisa masuk ke pintu-pintu kebaikan maka kita masuk (ke) yang dimudahkan Allāh Subhānahu wa Ta'āla.
Demikian.